Rabu, 25 Februari 2015

Belajar Hidup Ala Alm. Om Bob Sadino

Siapa sih yang enggak kenal Alm. Om Bob Sadino? Mungkin kalau kenal sih enggak, tapi setidaknya kita tahu siapa beliau. Ini nih jurus-jurus beliau dalam menikmati hidupnya. Nama jurusnya RBS (Roda Bob Sadino).

RBS (Roda Bob Sadino) dibagi menjadi 4 kuadran.

*** Kuadran TAU.
Kuadran Tau adalah proses belajar di sekolah pada umumnya, sering disebut kuadran Kampus / sekolah

Di kampus inilah orang belajar berbagai teori sampai dengan ujian, skripsi lulus dan mendapat gelar.
Titik berat pembalajaran di kuadran tau adalah bagaimana seseorang mendaptkan ilmu, teori dan informasi sebanyak-banyaknya. Makin banyak inormasi dan teori yang didapat makin pintarlah sebutannya.
Kelemahan orang yang berada di kuadran tahu adalah lemah di lapangan atau saat praktek, karena terlalu banyak analisa, takut rugilah, dsb..

Seringkali teori jika dibawa ke masyarakat, efektifitasnya bisa 0%, mengapa bisa begitu , teori umumnya selalu tetinggal oleh dinamika masyarakat, Karna teori biasanya disusun berdasarkan riset atas fakta dan informasi yang sudah berlalu cukup lama.

"Om Bob menggambarkan orang yang berada di kuadran tau ini ibarat orang yang sedang belajar menembak. Orang-orang ini dibekali berbagai ilmu tentang jenis senapan, teknik menembak, cara menembak dengan jitu, akan tetapi mereka justru tidak pernah memegang senapan dan pelurunya sama sekali."

Oleh sebab itu orang yang berkompeten di kuadran tau bisa saja menjadi tidak kompeten lagi manakala harus terjun ke tengah-tengah masyarakat.
============================================================

***Kuadaran BISA.
Kuadran ini menggambarkan orang yang tidak sekolah belajar melakukan dan mengerjakan sesuatu pekerjaan di berbagai bidang.
Mereka biasanya langsung melangkah tanpa bersandar pada teori, karana mereka memang tidak lagi peduli dengan teorinya.
Titik berangkat mereka adalah praktek, melakukan tindakan, action, dan sepeuhnya belajar dari proses tersebut.

Orang di kuadran ini bisa dapat saja bisa mengerjakan pekerjaannya dengan benar tapi bisa juga melakukan pekerjaan dengan salah. Namun kedua pengalaman tersebut menjadi sumber belajarnya. Karna itu orang di kuadran ini bisa, lama-lama menjadi bisa melakukan pekerjaan dengan benar karna melakukan terus-menerus, praktik terus-menerus , belajar dari proses. Salah di perbaiki dll.

Di kuadran ini di gambarkan orang yang langsung memegang senapan mengisi dengan peluru dan langsung menembak ke sasaran yang dituju. Saat pertama kali belajar mungkin sasarannya meleset samapai puluhan kali, akan tetapi berangsur-angsur bisa tepat sasaran juga.

Orang di kuadran ini jelas berbeda dengan di kuadran tau, orang di kuadran tau bisa tau teorinya tapi sering kali tidak bisa mengaplikasikannya alam masyarakat.
Walau begitu sering kali orang di kuadran TAU menganggap orang yang dikuadran Bisa tidak kompeten secara teori.

===========================================================

***KUADRAN TERAMPIL
Orang di kuadran terampil biasanya sudah melewati kuadaran tau dan kuadran bisa. Butuh waktu 20-30 tahun dari kuadaran bisa untuk naik ke kuadran Terampil
Kuadran Terampil biasanya merupakan akibat dialektika antara kuadaran tau dan bisa.
Menurut OM BOB seharusnya orang-orang di kuadran TAU harus terus-menerus menguji teorinya di KUADARAN BISA.
Dan sebaliknya orang di kuadran BISA mau bergerak dan mengalamai proses di kuadran tau. artinya prakteknya bisa menjadi efektif karena dikuatkan oleh teori dan metode-metodenya.
Akibat atau hasil yang saling menguatkan ini adalah meningkatnya Kemampuan atau kecakapan seseorang. Masyarakat menyebutnya orang yang skillfull atau terampil di bidangnya.

Bob mengkategorikan orang yang di kuadran TRAMPIL ini sebagai orang yang respons-able dan accountable

>>Responaible = artinya memiliki kemampuan merespon segala persoalan dengan tepat.
>>Accountable = memiliki kemampuan mengatasi masalah secara bertanggungjawab.

Gambaran orang terampil adalah orang yang sudah mampu menembak dengan baik, karena bisa mempertanggungjawabkan setiap peluru yang ditembakkannya.

Orang ini sudah bisa menembak dengan baik karena selain terus menerus berlatih menembak, orang ini juga diajari terus menerus teorinya, dan cara-cara menembak dengan tepat.
===========================================================

***KUADRAN AHLI/EXPERT
Penghuni kuadran ahli ini adalah : mereka yg selain telah bisa meningkatkan keterampilannya, responsif dan bertanggung jawab juga karena mampu memberikan manfaat banyak orang, serta diakui kompetensinya oleh masyarakat luas.
Orang yang berada di kuadran terampil memiliki efektivitas teori ke praktik sampai 90 %.
Akan tetapi orang yang berada di kuadran ahli bisa mencapai 99%.
Ilustrasi nya adalah penembak yang sangat-sangat hebat dalam menembak. Setelah terampil menembak, mereka belajar lagi menggunakan cara-cara tertentu atau trik tertentu untuk meningkatkan kemampuan. Alhasil dengan mata tertutuppun mereka bisa menembak.
Pengertian TERAMPIL dan AHLI sebenarnya tipis sekali bedanya, akan tetapi perbedaannya terletak bahwa orang di kuadran AHLI diakui oleh masyarakat. Bisa menjadi teladan, penyuluh bagi orang-orang yang berada di kuadran tau atau bisa.

Meskipun sangat ahli dalam teori dan prktek bukan tidak mungkin orng yang berada di kuadran AHLI ini mampu menjawab semua pertanyaan. Katakanlah dari 1.000 pertanyaan yang diajukan bisa dijawab 99,9 %, maka bukan tidak mungkin 0.1% pertanyaan yang tidak bisa dijawab itu jawabanya di temukan di kuadran TAU.

Karena itu orang-orang di kuadran AHLI akan berputar lagi belajar lagi di kuadran tau, dst.
Dari perputaran kuadran tersebut Bob sangat menitik beratkan pada proses dialektika antara kuadra tau dan bisa.
Ia menggambarkan proses itu sebagai bandul yang bergerak ke kuadran pertama dan kedua secara terus menerus.
Jadi artinya orang dikuadran tau harus terus menguji teorinya di kuadran bisa, sebab I kuadran bisa itulah segala hambatan, tantangan dan peluang nyata.

Sebaliknya orang di kuadran bisa harus terus menerus menambah ilmunya di kuadran tau supaya prakteknya bisa efektif.

Kuadran terampil dan ahli adalah hasil proses dialektika kuadran TAU dan BISA.

Sering yg terjadi orang yang di kuadran TAU tidak mau menyebrang ke kuadran BISA.

Dari kacamata BOB sadino jelaslah bahwa akar dari 1 juta sarjana nganggur itu karenan kuadran TAU enggan meneberkan ke kuadran BISA.
Lalu akar dari kemiskinan di Indonesia salah satunya juga karena mandulnya para sarjana yang tidak berkompeten. Mereka gagal menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri, terlebih bagi orang lain. Sementara orang yang kuadran tau menerobos ke kuadran terampil atau kuadran ahli menghasilkan ahli-ahli yang tak kompeten, dan penyuluhan dan bimbinan mereka menyesatkan.

Nah demikian sharing ilmu dari jurus Bob Sadino..Terserah kawan-kawan mau memulai dari kuadran Tau atau Kuadran Bisa sama saja...tapi kalau saya lebih suka Kuadran Bisa..karena kuadran bisa itu adalah Take Action dulu ...
Selamat mencoba !! salam sukses.

source: http://jsspartner.blogspot.com/2012/05/jurus-sukses-bob-sadino_27.html

Sabtu, 31 Januari 2015

Suatu pagi di desa ngale

'Dirumah enggak mas?' Tiba-tiba ada pesan teks masuk dihapeku. Kepala pesannya tertulis atas nama Manche. 'Dirumah ce' balasku, 'Aku tak kerumah mas,mau minta kopi', langsung balas si Manche secepat itu juga.

Aku masih malas malasan saat suara tersengal sengal vespanya terdengar keras di depan rumah. Pagi ini manche sudah ketiga kalinya main kerumah dalam sebulan ini, tapi cuma 2x saja bertemu dan ngobrol denganku.

'Wah ampun mas, PB ne bosok iki, wis disambung barang jik ngedrop wae'. Ujar Manche. 'Iyo ce, podo kandaku wingi wae nek bosok tak balekne duit', jawabku. Memang tujuan utama Manche kerumahku adalah urusan batterypack, ceritanya aku jual batterypack, tetapi stok terakhirku ini banyak yang gak sehat. Termasuk manche ini yang beli, pas kebagian barang yang gak sehat.

Pagi ini memang 'srengenge' agaknya sedang malu-malu, 3 gelas kopi panas pun sudah siap disruput juga. Aku, Manche, temannya, Wowok, dan Bara terlibat obrolan sekenanya. Asap rokok mulai mengepul dari mulut mereka, tanya, tawa, gerutu, serta gerakan tangan memegang hp atau kepala berkali-kali terulang. Aku lupa apa saja yang sudah kita bahas pada obrolan sepagi ini kecuali kalimat yang diucapkan manche. 'Mas dari mulai masuk gang sampai rumah sini aku lihat kok sepertinya warga sini sedang lesu wajahnya'. 'Iya che, memang sedang musim paceklik ini lho mungkin', jawabku. Agaknya Manche lupa kalau rumahku terletak diujung gang sedalam 500 meter.

Kamis, 29 Januari 2015

Titik nol (salah persepsi)

Beberapa tahun yang lalu, aku mengira titik nol itu adalah titik dimana aku bisa memulai lagi semuanya dari awal. Lepas dari semua kejenuhan, kemuakan soal rutinitas, serta ketidak puasan tentang pencapaian saat merasa kita salah dalam mengawali prosesnya. Lalu mulailah mengambil langkah dengan (kesan) pasrah pada apa nanti yang akan terjadi di depan tanpa ada target yang jelas. Lihat saja nanti, 'Jalani hidup seperti air mengalir'. Seolah-olah pepatah itu mewakili semua langkah yang akan diambil.

Namun akhir-akhir ini sepertinya aku mulai sadar jika persepsi tentang titik nol beberapa tahun yang lalu itu salah. Kedangkalan ilmu, kurangnya pengetahuan, dan tingginya ego serta keangkuhanku sebagai manusia yang melahirkan persepsi seperti itu.

Yang aku rasakan, titik nol itu ternyata bukan kita yang menentukan, bukan kita yang membuat, bukan kita yang menyeting. Kita hanya sebagai pelaku peran saja. Titik nol itu Tuhan yang membuat, bukan kita dengan seenak udel kita sendiri.

Titik nol adalah dimana berkumpulnya semua keputus asaan dalam aspek apapun. Seolah kita merasa menjadi seseorang yang gagal, salah langkah, tidak beruntung, sial, dan ke 'ndelalah'an buruk yang lain. Bahkan seolah-olah semua menjauh dari dirinya. Keluarga, sahabat, orang spesial, hal-hal yang menyenangkan, apapun itu.

Pada akhirnya, setiap orang pasti akan sampai pada titik nol ini. Yah... Semua kembali kepada si pemeran. Jika dia percaya Tuhan, dia pasti akan kuat melaluinya. Tapi percaya Tuhan pun tak menjamin mereka sanggup melaluinya. Kekuatan iman lah yang menentukan. Dan sebagai seseorang yang percaya Tuhan, semoga kita dikuatkan saat periode hidup ini datang.

Jumat, 16 Januari 2015

Kenalan dulu

Hai kamu....
Kamu yang sudah kenal aku sebelumnya, atau yang belum kenal sama sekali.
Mungkin yang sudah kenal aku sebelumnya akan sedikit kaget kalau aku bilang ini adalah postingan pertamaku.hahahahaha
Tapi buat yang belum kenal, kenalin nih :
Namaku AGUS UDHA RAYI SAPUTRO. Lahir di oku, 8 agustus 1989 silam.

Umur 2 tahun kita sekeluarga pulang jawa gan, nah disini nih namaku jadi berubah. Apalagi pas ijazah SD keluar.
Jadi ini nih versi ijazah yang dirubah guru SD ku :
Nama : Agus Udho Rayi Saputra
TTL : Ngawi, 7 Agustus 1989

Nah lho.... Aneh kan kalo pake nama UDHO?
Kalo orang jawa tahu deh apa artinya udho.
Tapi gegara nama ini sih aku cepet dikenali sama temen" pas waktu sekolah dulu (jangan kaget, aku juga sekolah kok)

Oke, ini dulu aja postingan pertamaku.
Salam kenal ya :)